Krisan siap dikirim ke pelanggan |
Di Indonesia, Kota Batu, Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memproduksi bunga krisan namun produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar. Bahkan untuk kebutuhan pasar di Kota Batu, Malang dan sekitarnya.
Hal tersebut dirasakan oleh Mohammad Shodiqin petani bunga krisan di desa Sidomulyo Batu, Jawa Timur. Dalam membudidayakan tanaman krisan saat itu menjadi momen paling membekas baginya.
Sebab merintis usaha budidaya awal tahun 2010 lalu, ia merasakan banyak keuntungan. “Budidaya krisan ini sangat menjanjikan dan dari segi hasil panen cukup memuaskan, sehingga saya tertarik mulai menekuni bunga krisan,” ungkap yang pria akrab di panggil Shodiq ini.
Ia memulai usaha dari lahan seluas 200 m2 dengan mengandalkan uang pribadi dan pinjaman modal dari sebuah bank. “Uang inilah yang saya gunakan untuk membangun screen house untuk budidaya krisan,” katanya tanpa mau menyebutkan modal usaha awalnya.
Berkembang 10 Kalilipat
Budidaya yang dilakukan
semakin berkembang
|
Begitu juga dengan hasil panennya, jika diawal usahanya hanya bisa memanen sekitar 17 ikat per minggu, kini dengan m metode pengaturan sistem tanam yang dilakukannya setiap hari bisa dipanen 170 ikat dengan jumlah per ikat terdiri dari 10 tangkai bunga krisan. Bunga krisan tersebut selalu diambil pedagang pengumpul dengan harga dikisaran Rp12 ribu per ikat.
Dari hasi usahanya ini, Shodiqin sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya lebih baik. Pendapatannya pun bertambah. “Lumayan kita bisa membeli kebutuhan sekunder kita, bisa membeli mobil untuk kebutuhan keluarga dan operasional bisnis, bisa bangun rumah,” ungkapnya.
Bahkan cita-cita Shodiqin ingin memiliki sebuah took untuk berjualan tanaman krisannya secara langsung dan juga mini market. “Ini kan kota tujuan wisata, jadi selain melihat-lihat tanaman krisan di toko mereka juga bisa membeli kebutuhan sehari-hari di mini market.
Selain itu, Shodiqin juga membantu petani lain dengan kerjasama menjualkan krisan petani dengan harga sesuai pasar dan kualaitas seperti miliknya yaitu grade A. “Kita maunya maju bersama biar petani lain bisa merasakan keuntugan juga. Namun bila ada yang “nakal” kita keluarkan dari kerjasama ini,” jelasnya.
Tidak hanya sekadar menjualkan hasil panen, Shodiqin juga mengajarkan bagaimana budidaya yang baik, pengendalian hama penyakit dan menyuplai kebutuhan benih petani. Pengadaan benih ini, agar petani mendapatkan benih yang bagus dan mereka bisa membayar benih tersebut setelah panen.
Namun selama menjalani usahanya tersebut bukan berarti Shodiq tidak mendapatkan permasalahan baik, masalah budidaya hingg permasalahan SDM dan keuangan. “Berbagai kendala ini menjadi tantangan yang harus kita hadapi,” tandasnya antusias.
Pemasaran Relatif Mudah
Dicari para perangkai bunga |
Sebab, secara rutin pengumpul ini mengambil ke sini, jumlah ini juga masih belum bisa memenuhi pasar local. Bahkan, dengan dibantu dari hasil petani krisan lainnya yang melakukan kerjasama dengannya masih belum mencukupi kebutuhan pasar.
Bahkan, lanjutnya, budidaya yang dilakukan dulu dan sekarang juga sudah berbeda. Jika dulu menanam bunga dulu dan setelah panen baru cari pasar untuk menjual bunga. Tapi tidak sekarang, karena petani krisan menanam berbagai varietas sesuai permintaan pasar.
Harus selalu ada yang baru foto-foto : Tri Mardi Rasa |
“Apalagi jika pedagang tahu kualitas produksi kita termasuk dalam kualitas baik,” ceritanya. Tak mengherankan, jika krisan juga menjadi produk pertanian unggulan selain buah apel dan mawar di Batu.
Tri Mardi Rasa
No comments:
Post a Comment